Jumaat, Oktober 15, 2010

Jangan Bertangguh



"Tangguhkan sesuatu perkara yang patut dilakukan hari ini kepada hari esok sekiranya anda sanggup untuk meninggalkan dunia ini dengan membiarkan ia tidak diselesaikan." - Pablo Picasso

Demikianlah kata-kata motivasi yang sungguh tajam maknanya. Adakah anda tergolong dalam golongan mereka yang suka menangguhkan kerja? Kata-kata sinis yang memberikan kesedaran pada kita perlunya menyelesaikan kerja atau amanah secepat yang mungkin.

Ramai di antara kita suka bertangguh kerja bukan? Kerja yang sepatutnya diselesaikan pada sebelah pagi ditangguhkan ke sebelah petang, kerja hari ini ditangguh sehingga esok, kerja esok ditangguh lagi sehingga lusa, kerja minggu ini ditangguh minggu depan.

Akhirnya kerja bertimbun banyaknya. Tekanan kerja mula terasa. Hanya kerana kita yang tidak menyelesaikannya ketika sedikit. Sekalipun kata-kata motivasi dari Picasso tetapi Islam terlebih dahulu mengajarkan kita tentang konsep seumpama ini. Fiqh al-awlawiyat adalah cara di mana kita mengutamakan apa yang penting dan Surah Al-Asr sebagai pengajaran kepada masa yang digunakan dengan betul.

Hayatilah masa dengan sebaik mungkin:

Surah Al-Asr

Demi Masa! Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dan mereka yang berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan kesabaran.

Berkaitan dengan masa pula, dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah SAW pernah bersabda :

Rebutlah lima perkara sebelum datang lima perkara :

1. Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
2. Waktu sihatmu sebelum datang waktu sakit,
3. Masa kayamu sebelum datang miskin,
4. Masa lapangmu sebelum datang masa sibukmu,
5. Hidupmu sebelum datang kematianmu.”

(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadis ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)

Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, bermaksud: “Lakukanlah ketaatan ketika dalam keadaan kuat untuk beramal (iaitu di waktu muda), sebelum datang masa tua.”

Waktu sihatmu sebelum datang waktu sakitmu, maksudnya: “Beramallah di waktu sihat, sebelum datang waktu yang menghalangi untuk beramal seperti di waktu sakit.”

Masa lapangmu sebelum datang masa sibukmu, maksudnya: “Manfaatkanlah kesempatan semasa ada waktu lapang di dunia ini sebelum datang waktu sibukmu di akhirat nanti. Dan awal kehidupan akhirat adalah di alam kubur.”

Masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, maksudnya: ”Bersedekahlah dengan kelebihan hartamu sebelum datang bencana yang dapat merosakkan harta tersebut, sehingga akhirnya engkau menjadi miskin di dunia maupun akhirat.”

Hidupmu sebelum datang kematianmu, maksudnya: “Lakukanlah sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupan sesudah matimu, kerana siapa pun yang mati, maka akan terputus amalannya.”

Al Munawi mengatakan,

“Lima hal ini (waktu muda, masa sihat masa lapang, masa kaya dan waktu ketika hidup) barulah seseorang betul-betul mengetahui nilainya setelah kelima hal tersebut hilang.” (At Taisir Bi Syarh Al Jami’ Ash Shogir, 1/356)

Benarlah kata Al Munawi. Seseorang baru ingat kalau dia diberi nikmat sihat ketika dia merasakan sakit. Dia baru ingat diberi kekayaan, setelah jatuh miskin. Dan dia baru ingat memiliki waktu semangat untuk beramal di masa muda, setelah dia nanti berada di usia senja yang susah untuk beramal. Penyesalan tidak ada gunanya jika seseorang hanya melewati masa tersebut dengan sia-sia.

Jadi manfaatkanlah masa dengan sebaik-baiknya...

Tiada ulasan:

Catat Ulasan